Konseling Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Luar Biasa

"Pentingnya Konseling Komprehensif bagi anak berkebutuham khusus di Sekolah Luar Biasa"


I. Latar Belakang

Sekolah memiliki peran penting dalam membantu siswanya untuk mencapai perkembangan yang optimal dan sesuai, termasuk Sekolah luar biasa yang memiliki tugas pokok untuk memberikan pendampingan serta mengevaluasi pembelajaran dari siswa berkebutuhan khsusus. siswa dikatakan berhasil mencapai perkembangan yang optimal apabila ia dapat menggunakan sisa kemampuannya secara optimal sesuai dengan kemampuannya.
Anak dengan kebutuhan khusus memiliki sikap dan perilaku yang berbeda dengan anak yang memiliki fisik dan mental yang normal. Untuk menyikapi hal tersebut maka diperlukan seorang konselor. Konselor adalah seorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan konseling. Konselor memiliki peranan yang sangat penting dalam membina dan mengarahkan sikap dan perilaku anak berkebutuhan khusus.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa sekolah dan konseling anak berkebutuhan khusus menjadi satu kesatuan yang penting, dan dibutuhkan secara optimal oleh anak berkebutuhan khusus. Sebab, konseling yang dilakukan pada sekolah luar biasa akan lebih terfokus pada permasalahan anak dan meningkatkan kemampuan anak, dibandingkan jika konseling dilakukan hanya sekadar dirumah saja. Selain itu, faktor lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan pikir dan sudut pandang anak berkebutuhan khusus, sehingga anak merasa lebih nyaman dan termotivasi terhadap konseling komprehensif yang dilakukan oleh sekolah luar biasa.




II. Pembahasan


a. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya. Anak dikatakan berkebutuhan khusus jika ada sesuatu yang kurang atau bahkan lebih dalam dirinya. Menurut Heward, anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. 
Anak berkebutuhan khusus atau cild with special needs istilah yang digunakan secara luas di dunia internasional, beberapa kategori yang termaksud dalam jenis anak berkebutuhan antara lain tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, maka anak berkebutuhan khsusus memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi masing-masing dari hambatan yang dimiliki.

b. Kegiatan konseling terhadap anak berkebutuhan khusus

Dr. Rohman Natawidjadja, menyatakan bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat, serta kehidupan umumnya. Dengan demikian ia dapat mengecap kebahagiaan hidup dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi kehidupan masyarakat umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial.

Bimbingan bagi anak berkebutuhan khusus diberikan agar anak berkebutuhan khusus tersebut lebih mengenal dirinya sendiri, menerima keadaan dirinya, mengenali kelemahan, kekuatannya dan dapat mengarahkan dirinya sesuai dengan kemampuannya.
Langkah awal dalam melaksanakan bimbingan bagi anak berkebutuhan khusus adalah melakukan identifikasi anak. Untuk menghimpun informasi yang lengkap mengenai kondisi anak dalam rangka penyusunan program bimbingan yang sesuai dengan kebutuhannya, maka identifikasi perlu dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling. Sedangkan permasalahan yang dihadapi anak berkebutuhan khusus pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu masalah hambatan belajar (learning barrier), kelambatan perkembangan (development delay), dan hambatan perkembangan (development disability).
Permasalahan yang terjadi dalam hambatan belajar mencangkup beberapa aspek seperti ketidakmampuaj, kesulitan atau kegagalan individu dalam mencerna informasi yang didapatkan. Disamping itu, permasalahan tergadap kelambatan perkembangan kecenderungan muncul kelambatan atau penyimpangan perkembangan sesuai dengan umur. Sedangkan permasalahan kelambatan perkembangan secara umim lebih menekankan kepada terjadinya kesulitan, kegagalan, rintangan atau ganggian dalam satu atau lebih aspek perkembangan. 

c. Pelaksanaan konseling di sekolah luar biasa

Menurut pasal 130 (1) PP No. 17 Tahun 2010 Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan dapat diselenggarakan pada semua jalur dan jenis pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. (2) Penyelenggaraan pendidikan khusus dapat dilakukan melalui satuan pendidikan khusus, satuan pendidikan umum, satuan pendidikan kejuruan, dan/atau satuan pendidikan keagamaan. Pasal 133 ayat (4)menetapkan bahwa Penyelenggaraan satuan pendidikan khusus dapat dilaksanakan secara terintegrasi antarjenjang pendidikan dan/atau antarjenis kelainan.
Dalam pelaksanaan konseling tentu konselor harus memiliki keterampilan sebagai konselor yang melaksanakan konseling. Adapun dalam layanan langsung dapat diberikan dengan beberapa cara antara lain: Konseling Individu, Tujuan konseling individual adalah memfasilitasi konseli melakukan perubahan perilaku, mengkonstruksi pikiran, mengembangkan kemampuan mengatasi situasi hidup, membuat keputusan yang bermakna bagi dirinya dan berkomitmen untuk mewujudkan keputusan dengan penuh tanggungjawab dalam kehidupannya. Selain itu adapula konseling kelompok yaitu layanan konseling yang diberikan kepada
sejumlah peserta didik/konseli dalam suasana kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk saling belajar dari pengalaman para anggotanya sehingga peserta didik/konseli dapat mengatasi masalah.


III. Kesimpulan

Pada dasarnya semua anak berkebutuhan khusus memiliki karakteristik dan permasalahan yang realtif sama, yaitu mengalami hambatan perkembangan intelektualnya, kesulitan dalam sosialisasi, emosinya tidak stabil, dan hambatan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya.
Konseling bagi anak berkebutuhan khusus adalah upaya bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli tersebut dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berbeda dengan dirinya serta mereka mampu untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki anak berkebutuhan khusus tersebut.
Konseling terhadap anak berkebutuhan khusus hendaknya dilaksanakan secara terus menerus dan sistemik agar mereka kelak akan sanggup berdiri sendiri menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakatnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Drama durasi 20 Menit - Psikologi Komunikasi -

Analisis Film 3 Idiots - Komunikasi Antar Pribadi - Sekolah Vokasi IPB